Lama - Sore bersama Aprilia


"sial" itulah kata pertama saya hari ini. Bangun sedikit terlambat pagi ini, eng sepertinya ini bukan sedikit terlambat tapi benar-benar terlambat. Ini jam sebelas. Perlahan saya bangkit dari kasur dan menghampiri sebuah meja kecil di sudut kamar untuk mengambil HP yang sudah semalaman saya charge disana.

Sesaat kemudian saya cabut colokan charger-nya, dengan otomatis layar menjadi terang sekaligus memunculkan tampilan layar terkunci, dan terlihat ada 4 sms baru. Ini bukan hal yang bisa mengagetkan saya, karena tiap bangun pagi saya selalu mendapatkan beberapa sms, ya sms dari orang yang paling perhatian ke saya yaitu operator seluler. Saya pun menyentuh ikon amplop dengan angka 4 ditengahnya lalu menggesernya ke kanan, kunci layar pun terbuka dan membawa saya menuju kotak masuk pesan.

Setelah inbox terbuka saya liat ada dua sms dari operator,

posted under | 4 Comments

Lama - Mencari arti cinta


Sore itu saya duduk didepan rumah seperti biasa dengan sebuah gitar ditangan, sebuah bangku triplek panjang terasa nyaman untuk dudukin, dan dua meter didepan saya sebuah pohon kedondong berdiri tegak dan menjadi satu-satunya pendengar setia saya, sudah beberapa lagu saya nyanyikan, mulai dari lagu melayu-melayu jadul, lagu pop Indonesia terbaru hingga beberapa lagu manca negara yang cukup sering saya dengar akhir-akhir ini, sebenarnya saya lagi gak mood buat nyanyi-nyanyi tapi ini satu-satunya cara yang saya tau buat menarik perhatian seorang gadis yang tinggal tidak jauh dari rumah saya, tepatnya hanya berjarak satu rumah diseberang jalan komplek rumah saya. Namanya Anastasia biasanya dipanggil Lili, saya tidak tau nama lengkapnya dan juga tidak tau kenapa dari sebuah nama Anastasha bisa mendapat panggilan Lili, Lili seorang gadis berambut lurus sebahu, mempunyai mata bening dengan senyuman yang manis, dagu sedikit lancip, hah semua tentang dia baik tentang fisik dan kepribadian serba luar biasa, setidak-tidaknya dimata saya.

Oh ya nama saya Deky, mahasiswa semester akhir di sebuah Universitas Negeri di Padang, secara fisik sih saya biasa-biasa aja bahkan mendekati jelek, tapi jangan bayangin terlalu jelek. Gitar ditangan saya ini adalah satu-satunya benda di rumah ini yang bisa saya andalkan buat narik perhatian Lili. Saya sudah menjalani rutinitas nyanyi bergitar di depan rumah ini beberapa minggu yang selalu saya lakukan bertepatan di sore sabtu, atau beberapa saat sebelum malam minggu. Kadang saya benar-benar nyanyi tapi lebih banyak berteriak-teriak tidak jelas, karena saya juga tidak begitu mahir dalam bermain gitar. Tapi yang jelas  semua ini saya lakukan demi menarik perhatian Lili, kadang sih berhasil tapi kebanyakan gagal dan cuma menjadi bahan tertawaan tetangga-tetangga lainnya. Keberhasilan saya menarik perhatian Lili bisa terlihat dengan dia keluar rumah, duduk didepan rumahnya dan kemudian request beberapa lagu lewat apliaksi chatting whats app, atau kalau saya lebih beruntung maka, dia akan menhampiri saya lalu duduk disamping sebagai pendengar.

Setelah beberapa lagu saya nyanyikan, akhirnya Lili muncul, dia melihat kesini, jantung saya berdebar, dia tersenyum, ahhh sial indahnya. Sore ini Lili terlihat baru selesai mandi terlihat dari rambutnya yang basah, dengan kaos merah dan celana jins hitam dia mulai berjalan ke arah saya sambil melihat ke arah HP yang ia penggang dengan dua tangan menekan-nekan layarnya, menurut perkiraan saya dia lagi chatting-an dengan seseorang. Hanya butuh beberapa detik ia sudah berada di depan, ia mulai menurunkan HPnya lalu sebuah kata pun muncul dari bibirnya “abanggg!”

Ya begitulah Lili memanggil saya karena usia saya yang memang lebih tua dua tahun dari Lili, sebuah panggilan yang sederhana dimana Lili selalu memanjangkan bunyi “ngg” dibelakang kata abang, walaupun sederhana sapaan pertama dari Lili sore ini, tapi ditelinga terdengar seperti sebait nyanyian seribu bidadari surga, atau mungkin 999 bidadari surga ya karna yang satunya tepat berada didepan saya.

“geser bangku panjang bang” dengan sedikit bercanda Lili menirukan tingkah seorang yang baru naik angkot, maksudnya dia ingin saya menggeser posisi duduk saya agar dia bisa duduk bersebelahan.

Dengan sedikit tergagap saya mencoba membalas candaan Lili “iya pasar raya kak!”

Lili pun duduk disamping saya, “bang nanyi dong!” tanpa mukadimah Lili pun request lagu

Inilah saat-saat yang saya tunggu-tunggu karena jika Lili request lagu seenggak-enggaknya dia bakal duduk menemani saya selama satu jam disini, “mau lagu apa?” Tanya saya ke Lili

“berhenti di kamu” Lili mengucapkan sebuah lagu sambil menatap saya, saya langsung tau kalau lagu yang dimaksud adalah lagu milik Anji, mantan vokalis band Drive yang sekarang bersolo karier.

Tanpa intro, saya pun langsung menyanyikan lagu itu “tiap aku mendengar suara kamu….” Sambil saya bernyanyi Lili terus saja menatap HP nya sambil sedikit kepalanya bergoyang kekiri kekanan secara perlahan seiring lagu yang saya nyanyikan seolah dia sangat menikmatinya.

Setiap kali saya bernyanyi Lili selalu menjadi pendengar yang baik, dan dia tidak pernah mau saya suruh nyanyi. Setelah beberapa menit saya pun selesai menyanyikan lagu itu, dan saya gak niat buat nyanyi lagi jadi untuk menghabiskan waktu saya pun membuka obrolan.

“entar pasti gak hujan nih” ucap saya bertepatan dengan berakhirnya lagu

Lili pun langsung menjawab “kok gitu? Peramal ya?”

“soalnya jam segini Lili udah cantik banget, ntar kalau hujan rusak dong dandanannya”

“iya dong cantik kan mau jalan malam mingguan” sambil tersenyum Lili mengucapkannya tanpa rasa berdosa, sungguh sebuah kalimat yang menusuk hati dan saya menyesel dengan pertanyaan ini.

Oh iya saya lupa bilang kalau Lili sudah punya pacar, dan sekarang sudah mendekati waktu malam minggu, sebuah kalimat bodoh karena saya menyatakan kecantikannya dimalam dimana dia akan berusaha kelihatan cantik buat seseorang, ibarat memberikan warna hitam pada gelapnya malam yang tak saya lewati.

Saya mencoba untuk terlihat biasa, dan mencoba mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Belum sempat berkata-kata justru Lili yang berbicara lebih dahulu “abang baru potong rambut ya?”

“eh” saya pun kaget karena saya pikir saya yang akan berbicara terlebih dahulu, saya cuma bisa diam beberapa saat, Lili pun menatap saya dan saya sadar harus menjawab pertanyaan ini sekarang atau dia akan menatap lebih lama lagi “eng iya abis potong rambut tadi, aneh ya potongannya?”

“enggak kok, bagus” Lili selalu saja membalas setiap yang saya katakan dengan cepat, jauh berbeda dengan saya yang bahkan terbengong-bengong dulu sebelum menjawab pertanyaan dia. Sungguh sebuah obrolan yang berat sebelah.

Setelah itu saya cukup menguasai diri, dan kami pun mengobrol ringan tentang beberapa hal seperti film terbaru, kegiatan hari ini dan rencana besok minggu, sampai kemudian muncullah sebuah sedan merah diujung jalan yang tepat berhenti di depan rumah Lili. Ya ini dia, pria yang memiliki hati Lili atau yang lebih dikenal dengan sebutan pacar, saya rasa say tidak perlu mendeskripsikan bagaimana pacar Lili ini, karena menjelaskan tentang hal itu justru semakin menyakiti diri sendiri.

Seorang pria keluar dari mobil itu dan tersenyum ke Lili, Lili pun tersenyum balik sambil mengangkat tangan , dengan sedikit gerakan bibir tanpa suara ditambah sedikit anggukan yang saya deskripsikan sebagai “tunggu sebentar”

Lili menatap saya lagi “abang gak malam mingguan?”

“enggak, di rumah aja” saya menjawab sambil berusaha tersenyum

“Li, mau pergi jalan sekarang tu sama temen, abang gak apa-apa kan Lili tinggal?” sebuah pertanyaan yang gak bisa saya jawab dengan jujur muncul dari bibir Lili

“enggak, gak apa-apa kok, udah cepet pergi sana, udah ditungguin tuh” saya mencoba bersikap baik-baik saja, walau sebenarnya hati berontak, hati berteriak “SAYA TIDAK BAIK-BAIK AJA, ANDAI SAYA PUNYA HAK, SAYA AKAN LARANG KAMU PERGI BARENG DIA, SAYA GAK RELA, GAK RELA, SAMPAI KAPANPUN GAK RELA”

Lili pun mulai berdiri “ya udah Li pergi dulu ya bang, makanya cari pacar, jangan kelamaan jomblonya, ntar lupa loh rasanya disayangi”

Lili pun berjalan tanpa menunggu apa yang akan sya ucapin ke dia, saya pun gak tau mau bilang apa akhirnya “Lili!” entah kenapa saya memanggil namanya, Lili pun menoleh kearah saya tapi saya cuma bisa diam, sesaat kami berdua terdiam dan saling pandang, sepertinya Lili menunggu kata-kata apa yang bakal muncul dari mulut saya.

“Happy birthday” entah kenapa justru kata-kata ini yang muncul dari mulut saya, padahal jelas-jelas hari ini bukan hari ulang tahun Lili, dia sudah ulang tahun empat bulan yang lalu. So stupid, otak ini mendadak tersumbat dan kehilangan kata-kata.

Lili terdiam sesaat, kemudian ia pun tersenyum sambil berlalu “abang boco” sebuah kata dalam bahasa minang yang berarti “abang gila” mengakhiri sedikit obrolan saya dan Lili hari ini.

Sesaat kemudian Lili pun masuk ke mobil itu, sebelum masuk ke dalam mobil Lili masih menyempatkan tersenyum kearah saya, saya pun cuma bisa membalas dengan senyuman sambil terus menatap Lili hingga Lili hilang dari pandangan seiring berbeloknya mobil itu ditikungan depan.

Sepeninggalan kepergian Lili, saya berpikir sebenarnya bagaimana perasaan saya ke Lili, apa mungkin saya jatuh cinta ke Lili? Karena saya tidak pernah benar-benar tau apa itu sebenarnya cinta, sebuah kata yang diagungkan anak-anak muda jaman sekarang, saya jatuh cinta atau ini hanya perasaan lain yang saya kira itu cinta, bisa saja ini cuma perasaan kagum, atau cuma rasa suka karena fisik belaka? Entahlah, mungkin dari sekarang saya akan mencoba mencari tau, “apakah perasaan saya ke Lili ini adalah sebuah cinta?” Saya akan terus mencari tau karena saya gak akan pernah punya cinta kalau saya gak pernah tau perasaan mana yang disebut cinta. Saya akan cari tau jawabannya walau untuk mencari taunya mungkin butuh waktu yang lama

posted under | 3 Comments

Cita-cita Gue Vs Impian Ortu

Tamat SMA beberapa tahun yang lalu gue sebenarnya gak tau mau kemana, bahkan gue gak tau mau jadi apa. Tapi satu hal yang pasti bagi gue kuliah dulu, mau jadi apa setelah tamat itu urusan besok-besok atau seenggaknya begitulah isi otak gue saat itu. Cita-cita gue semasa kecil ingin jadi astronot hanyalah tinggal cita-cita.

Kegalauan pun muncul melanda, menerpa dan memporak-porandakan gue, lama gue berpikir akhirnya sebagai cowok guepun nentuin “gue harus masuk Fakultas Teknik”, kemudian

posted under | 0 Comments

Fisika Bodoh Tentang Cinta

Cinta itu seperti sulap dapat mengubah hal biasa menjadi luar biasa, tapi ingat sebagian dari sulap adalah ilusi. Sekarang bagaimana Cinta menurut Fisika. Hukum kekekalan energi berbunyi "Energi tidak didapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya" rasanya begitu yg gue pelajari waktu dulu, iya dulu

Jadi sekarang mari kita lihat apa yang dapat dilakukan oleh orang yang lagi jatuh cinta berat. Rumus berat menurut Sir Isac Newton adalah

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Dekysae on twitter

Instagram

Instagram

Total Tayangan Halaman

Temukan

Followers


Recent Comments